Berbicara Dengan Cermin
Aku berbicara, setiap kata-kataku aku usahakan agar aku terdengar pandai dan punya intelektualitas tinggi.A
ku buat orang lain terkagum-kagum dengan semua isi pembicaraanku
Aku gunakan istilah-istilah keren nan modern untuk menunjukan bahwa aku berpikiran maju
Aku sampaikan semuanya dengan menggebu-gebu dan tanpa jeda untuk orang lain berpikir sejenak mencari kelemahan-kelemahanku
Aku berbicara, kali ini dengan cermin di hadapanku
Aku bergaya dengan seribu tatap mata yang penuh sinar kejeniusan
Aku berkata dengan lantang mengatakan bahwa aku sangat berwibawa
Tapi kali ini aku kena batunya,Kata-kataku memantul seperti sinar yang mental dari datarnya cermin
Kata-kataku kembali kepadaku, aku gelagapan
Aku tak bisa menjawabnya, karena aku memang hanya menyiapkan diri untuk berkata-kata saja, bukan menjawab dari setiap perkataan yang aku lontarkan sendiri
Aku coba menutupi rasa kagetku, tapi tampaknya cermin di hadapanku sempat melihat perubahan ekspresi wajahku.
Ketika aku tersenyum menertawai kebodohanku sendiri dalam hati, cermin itu pun tersenyumseakan dia tahu bahwa aku sedang melakukan sebuah kebodohan
Ah... bodohnya aku, sudah barang tentu dia tahu apa yang aku pikirkankarena dia tidak lain adalah aku sendiri pada tubuh yang lain
Pikiranku sendiri pada tubuh orang lain.
Ah... bodohnya aku, masih saja tidak sadar bahwa orang lain terkadang punya logika yang sama denganku, itu kenapa aku mendapatkan pertanyaan yang tidak bisa aku jawab sendiri.
Cermin itu bisa datang dalam bentuk apapun, liku-liku pikiranmu pun bisa dipantulkan setiap saat oleh apapun.yah....
Rabu, 12 Maret 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar